Kamis, 30 Oktober 2014

ETOLOGI


TEORI ETOLOGI

1. Latar belakang teori

Teori etologi Etologi merupakan sebuah studi yang mengenai tingkah laku lebih khususnya tingkah laku hewan. Etologi menekankan landasan biologis, dan evolusioner perkembangan. Penamaan (imprinting) dan periode penting (critical period) merupakan konsep kunci. Teori ini di tegakkan
berdasarkan penelitian yang cermat terhadap perilaku binatang dalam keadan nyata. Pendirinya adalah Carl Von Frisch soerang pecinta binatang. Bertahun-tahun ia memelihara berbagai macam binatang dan mengamati perilakunya. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan sekelompok itik dengan anak-anaknya. Ia memiisahkan dua kelompok anak angsa, satu kelompok diasuh induknya dan satu kelompok lagi ia asuh sendiri. Setelah beberapa bulan kelompok anak angsa yang diasuhnya mengidentifikasi Carl Von Frisch sebagai induknya. Kemanapun Carl Von Frisch pergi mereka selalu mengikuti. Suatu saat dipertemukan kelompok asuhnya dengan induk aslinya ternyata kelompok yang diasuh ini menolak induk aslinya. (2009b)

2. Definisi

Teori adalah pernyataan-pernyataan tentang sebuah konsep yang tersusun secara integrative yang berfungsi sebagai acuan saat harus menyebut/ mendeskripsikan saat membuat prediksi dan saat menjelaskan sebuah fenomena atau sebuah perilaku yang muncul. Ada dua macam fungsi teori, yang pertama sebagai kerangka berfikir dan yang kedua adalah memberikan dasar dan alasan ketika melakukan invensi dan tindakan yang nyata. (2009c)
Etologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti kebiasaan dan logos yang berarti ilmu atau pengetahuan. Ethos bisa pula berarti etis atau etika dan juga dapat berarti karakter. Jadi secara etimologi etologi berarti ilmu yang mempelajari tentang kebiasaan atau karakter. Namun etologi lebih dahulu dikenalkan sebagai ilmu prilaku hewan. Etologi adalah suatu cabang ilmu zoology yang mempelajari prilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. (www.wikipedia.com)
Charles Darwin (1809-1882) telah mengemukakan teori evolusi didalam buku yang ditulisnya dengan judul The Origin of Species (1859). Teori Darwin membuktikan pertalian atau hubungan antara manusia dengan binatang dan itu memberikan kemungkinan menggunakan binatang yang lebih rendah peringkatnya, seperti monyet dan tikus sebagai alat untuk memahami tingkah laku manusia. Pemikiran ini mulai mempenaruhi orang untuk memandang etologi sebagai pola prilaku tipikal dari spesies binatang tertentu, termasuk manusia. (Atang Bin Long,1978)
Sebagai kumpulan spesies, semua anggota dari hewan spesies tertentu akan berprilaku berbeda dalam situasi yang tertentu. Sehingga tingkah laku yang khas dari suatu spesies sesungguhnya muncul dari warisan genetik dari spesies yang berkembang tersebut. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa prilaku bersifat alamiah. (Haris,2009)
Ilmu yang mempelajari prilaku atau karakter hewan tersebut digunakan di dalam pendekatan ilmu psikologi perkembangan. Teori ini mencoba menjelaskan prilaku manusia. Sehingga di dalam ilmu psikologi, etologi berarti ilmu yang mempelajari prilaku manusia di dalam seting alami. Semua prilaku manusia adalah bentuk reaksi dari apa yang terjadi di lingkungan alaminya. Teori Etologi memahami bahwa prilaku manusia mempunyai relevansi dengan prilaku binatang. Sifat-sifat yang menonjol deri setiap binatang diantaranya adalah sifat mempertahankan teritori atau wilayahnya, agresif, dan perasaan ingin menguasai sesuartu. Sifat-sifat ini ditemukan pula pada diri manusia. Karena hal tersebut maka para Etolog memandang bahwa insting, yang merupakan sifat dasar hewan, adalah aspek yang pentinhg dalam memahami prilaku manusia.

3. Tokoh- tokoh dalam teori Etologi

Tokoh Etologi :

1. Karl Ritter von Frisch (20 November 1886 – 12 Juni 1982)
Seorang etnolog Austria yang menerima Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1973 untuk prestasinya dalam fisiologi perilaku komparatif dan merintis karya dalam komunikasi antara serangga, bersama dengan Niko Tinbergen dan Konrad Lorenz. Ia belajar zoologi dengan Richard von Hertwig dan menggantikannya sebagai profesor zoologi di Munich, Jerman. Ia mempelajari indera lebah, mengenali mekanisme komunikasi mereka dan menunjukkan sensitivitas mereka pada cahaya ultraviolet dan polarisasi. Di antara karyanya adalah studi persepsi sensorik lebah madu dan merupakan salah satu tokoh pertama yang menerjemahkan arti tarian lebah. Teori ini dipertentangkan oleh ilmuwan lain dan disambut dengan sikap skeptis saat itu. Hanya sekarang karyanya terbukti sebagai analisis teoretis yang akurat (lihat rujukan majalah Nature).

2. Sir Julian Sorell Huxley (lahir di London, 22 Juni 1887 – meninggal 14 Februari 1975 pada umur 87 tahun)
Seorang ahli biologi evolusioner, humanis, dan internasionalis asal Inggris. Ia adalah pendukung teori seleksi alam dan salah seorang tokoh penting dalam sintesis evolusioner pertengahan abad ke-20. Huxley adalah Sekretaris Organisasi Zoologi London (Zoological Society of London) (1935-1942), Direktur UNESCO yang pertama, dan salah satu pendiri World Wildlife Fund.
Huxley banyak mendapatkan medali ataupun penghargaan dari berbagau pihak. Diantaranya ia pernah dianugerahi Penghargaan Kalinga UNESCO pada tahun 1953 karena dianggap berjasa mempopulerkan sains, Medali Darwin Royal Society pada tahun 1956, dan Medali Darwin-Wallace Linnaean Society pada tahun 1958. Dia juga digelari gelar kehormatan Sir pada tahun yang sama, 1958. Tahun berikutnya ia menerima Penghargaan Istimewa Yayasan Lasker dalam kategori Keluarga Berencana – Populasi Dunia (Planned Parenthood — World Population).

3. Clinton Richard Dawkins (lahir di Nairobi, Kenya, 26 Maret 1941; umur 68 tahun)
Dawkins adalah seorang penulis, ahli etologi, biologi evolusioner, ilmu pengetahuan umum Britania Raya. Ia adalah seorang ateis yang banyak menulis tentang etologi, biologi evolusioner dan ilmu pengetahuan umum. Ia juga seorang kritikus kreasionisme dan perancangan cerdas yang terkemuka. Pada tahun 1986, dalam bukunya yang berjudul The Blind Watchmaker, dia memperdebatkan analogi sang pembuat jam (argumen yang menyatakan bahwa terdapat seorang pencipta yang adikodrati yang didasari oleh kompleksnya makhluk hidup yang ada di dunia ini). Dia mendeskripsikan proses evolusi sebagai sesuatu yang analog dengan sang pembuat jam yang buta. Sejak saat itu, dia telah menulis beberapa buku sains populer dan beberapa kali muncul di televisi dan radio, biasanya mendiskusikan topik-topik tersebut.
Beberapa Buku Karya Richard Dawkins
•   Richard Dawkins (1976) The Selfish Gene (ISBN 0-19-286092-5) – Membahas mengenai evolusi dari sudut pandang gen.
•   Richard Dawkins (1986) The Blind Watchmaker (ISBN 0-393-31570-3) – Menjelaskan mengenai teori evolusi melalui seleksi alam juga untuk menjawab kritik terhadap buku sebelumnya, The Selfish Gene.
• Richard Dawkins (1996) Climbing Mount Improbable (ISBN 0-393-31682-3) – Membahas mengenai probabilitas dan penerapannya dalam teori evolusi juga untuk membantah kliam kaum kreasionis.
•  Richard Dawkins (1998) Unweaving the Rainbow (ISBN 0-618-05673-4) – Membahas hubungan antara sains dan seni dari sudut pandang ilmuwan/scientist.
•   Richard Dawkins (2004) The Ancestor’s Tale (ISBN 0-618-00583-8) – Buku sains populer yang mengisahkan perjalanan manusia melalui sejarah evolusi, bertemu dengan kerabat manusia yang berasal dari leluhur yang sama.
•  Richard Dawkins (2006) The God Delusion (ISBN 978-0-552-77331-7) – Buku yang membantah berbagai argumen pendukung eksistensi Tuhan.

4. Konrad Zacharias Lorenz (7 November 1903 – 27 Februari 1989)
Seorang psikologi, zoologi, dan ornitologi berkebangsaan Austria. Dia memenangkan hadiah penghargaan Nobel dalam bidang Kedokteran pada tahun 1973 bersama Nikolas Tinbergen dan Karl von Frisch. Pada musim gugur tahun 1936, Lorenz menghadiri sebuah simposium yang diprakarsai Prof. Van der Klaauw di Kota Leiden, Belanda. Dalam simposium ini, Lorenz bertemu dengan Nikolaas Tinbergen yang juga seorang ahli tingkah laku hewan (ethologist). Pertemuan ini nampaknya menjadi pertemuan bersejarah bagi kedua ilmuwan tersebut. Mereka berdiskusi tentang hubungan antara respon penyesuaian tempat dengan mekanisme pelepasan yang dapat menjelaskan timbulnya tingkah laku berdasarkan insting. Pemikiran mereka merupakan cikal bakal lahirnya ethologi.

5. Nikolas “Niko” Tinbergen (Den Haag, 15 April 1907 – 21 Desember 1988)
Seorang etolog dan ornitolog Belanda yang berbagi Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1973 bersama Karl von Frisch dan Konrad Lorenz atas penemuan mereka di bidang biologi. Tinbergen terkenal untuk 4 pertanyaan yang dipercayainya harus ditanyakan berkenaan dengan berbagai perilaku binatang. Selain itu, dengan metodenya ia menerapkannya untuk menangani gejala autisme pada anak.
Nikolas memiliki dua orang saudara. Saudaranya Jan Tinbergen, adalah seorang ekonom yang dianugerahi Penghargaan Bank Swedia dalam Ilmu Ekonomi untuk mengenang Alfred Nobel. Adiknya Luuk Tinergen juga berprofesi sama seperti dirinya.
Kolaborator Lorenz, Niko Tinbergen, mengemukakan bahwa etologi selalu perlu memperhatikan 4 jenis penjelasan tiap hal perilaku:
•             fungsi: bagaimana perilaku berpengaruh kuat pada kesempatan hewan untuk kelangsungan hidup dan reproduksi?
•             yang menyebabkan: apakah stimuli yang mendapatkan tanggapan itu, dan bagaimana telah diubah oleh pembelajaran terkini?
•             pengembangan: bagaimana perilaku berubah dengan umur, dan apakah pengalaman awal yang perlu untuk perilaku untuk diperlihatkan?
•             sejarah evolusioner: bagaimana perilaku dibandingkan dengan perilaku bersama dalam spesies terkait, dan bagaimana mungkin telah timbul melalui proses filogeni?
Langkah penting, dihubungkan dengan nama Konrad Lorenz walau kemungkinan pada gurunya, Heinroth, ialah pengenalan pola aksi tertentu. Lorenz membuatnya terkenal sebagai tanggapan naluriah yang akan terjadi yang dapat dipercaya dalam kehadiran stimuli yang dapat dikenali (disebut stimuli tanda atau stimuli pembebasan). Pola aksi tertentu ini kemudian dapat dibandingkan melintasi spesies, serta persamaan dan perbedaan antara perilaku yang dibandiangkan dengan persamaan dan perbedaan dalam morfologi yang mana taksonomi berdasar. Studi dari Anatidae (bebek dan angsa) yang penting dan banyak dikutip oleh Heinroth menggunakan teknik ini. Para etolog mencatat bahwa stimuli yang membebaskan pola aksi tertentu umumnya menonjolkan kemunculan atau perilaku anggota lain spesies mereka sendiri, dan mereka dapat menunjukkan bagaimana bentuk penting komunikasi hewan dapat ditengahi dengan pola aksi tertentu yang sedikit sederhana. Pengamatan yang paling berpengalaman dalam bidang ini ialah studi oleh Karl von Frisch dari yang disebut “bahasa tarian” mendasari komunikasi lebah. Lorenz mengembangkan teori menarik dari evolusi komunikasi binatang berdasarkan pada pengamatannya terhadap alam pola aksi tertentu dan keadaan yang mana hewan memancarkannya. (2006b)

6. John Bowlby (26 Februari 1907-2 September 1990)
Seorang psikiater dan psikoanalis, terkenal karena minatnya dalam perkembangan anak. Bowlby lahir di London ke atas keluarga kelas menengah. Ia adalah anak keempat dari enam anak dan dibesarkan oleh seorang pengasuh di gaya Inggris kelasnya pada saat itu. Ayahnya, Sir Anthony Bowlby, pertama Baronet, adalah ahli bedah ke King’s Rumah Tangga, dengan sebuah sejarah tragis: pada umur lima tahun, Sir Anthony ayah sendiri (Yohanes kakek) tewas saat bertugas sebagai wartawan perang dalam Perang Opium.
Biasanya, Bowlby melihat ibunya hanya satu jam sehari setelah minum teh, meskipun selama musim panas ia lebih tersedia. Seperti banyak ibu-ibu lain dari kelas sosial, ia menilai bahwa perhatian dan kasih sayang orang tua akan menyebabkan berbahaya memanjakan anak-anak. Bowlby beruntung dalam bahwa pengasuh dalam keluarganya hadir sepanjang masa kecilnya. Bowlby mempelajari psikologi dan pra-klinis ilmu di Trinity College, Cambridge, memenangkan hadiah untuk kinerja intelektual yang luar biasa. Setelah Cambridge, ia bekerja dengan tunggakan maladjusted dan anak-anak, kemudian pada usia dua puluh dua berkuliah di University College Hospital di London. Pada usia dua puluh enam, ia memenuhi syarat dalam obat-obatan. Sementara masih di sekolah kedokteran, ia mendaftar diri di Institut Psikoanalisis. Setelah sekolah kedokteran, ia dilatih di dewasa psikiatri di Rumah Sakit Maudsley. Pada tahun 1937, ia memenuhi syarat sebagai psikoanalis.

4. Contoh Penerapan
Contoh penerapan teori etologi dapat kita lihat dalam perkembangan emosi dan social. Secara genetis bayi sudah terprogram untuk mengikat ibunya dan memotifasi ibu untuk memberikan perhatian yang memadai, contohnya: dengan cara menangis dan merangkak. Selain itu ada juga teori kelekatan. Menurut teori Etologi (Berndt, 1992) tingkah laku lekat pada anak manusia diprogram secara evolusioner dan instinktif. Sebetulnya tingkah laku lekat tidak hanya ditujukan pada anak namun juga pada ibu. Ibu dan anak secara biologis dipersiapkan untuk saling merespon perilaku.
Pada bayi, teori etologi ini menerangkan bahwa ada beberapa fase kelekatan yang akan dialami oleh bayi. Fase-fase kelekatan :

1. Merespon tak terpilah kepada manusia. Fase ini akan terjadi pada bayi lahir sampai berusia 3 bulan.
2. Fokus hanya terhadap orang-orang yang dikenalnya. Fase ini terjadi pada bayi berusia 3 sampai 6 bulan. Hal ini terjadi karena adanya intensitas aktivitas antara bayi dan orang-orang yang sering berinteraksi dengannya Sehingga bayi muli dapat membedakan antara orang yang dikenal dan yang tidak.
3. Kemelekatan yang intens dan pencarian kedekatan yang aktif terhadap orang-orang sekitarnya. Fase ini terjadi saat bayi berusia 6 bulan sampai 3 tahun.
4. Menunjukkan tingkah laku persahabatan. Pada fase ini, anak mulai menunjukkan sikap kelekatan dan ketertarikan terhadap teman sebayanya dan orang-orang yang baru ditemuinya. Fase ini terjadi pada usia 3 tahun sampai akhir masa kanak-kanak.

5. Perkembangan teori etologi
Lorenz, Timbergen dan von Frisch merupakan peraih nobel melali karya-karya mereka dalam etologi perkembangan. Berkat karya yang di hasilkan Lorenz dan Tinbergen, etologi berkembang secara kuat di benua Eropa dalam tahun-tahun sebelum PD II. Konnsep ini dikenal dengan teori etologi modern. Setelah perang, konsep etologi menjadi lebih kuat di Britania Raya, hal ini dimulai dengan kepindahan Tinbergen ke Universitas Oxford dan ditabah dengan pengaruh dari William Thorpe, Robert Hinde dan Patrick Bateson. Pada masa yang sama, teori etologi juga mulai berkembang secara kuat di Amerika.

Pada tahun 1970, etolog Inggris John H. Crook menerbitkan naskah penting dimana ia membedakan etologi komparatif dengan etologi sosial, dan mengemukakan bahwa banyak dari etologi yang telah ada sampaio kini sesungguhnya merupakan etologi komparatif, memandang hewan sebagai individu, sedangkan di masa depan, para etolog akan memerlukan konsentrasi pada perilaku kelompok sosial dari hewan dan struktur sosial di dalamnya. Ini telah mengetahui sebelumnya. Buku E. O. Wilson ‘’Sosiobiologi’’ muncul pada 1975, dan sejak saat itu studi perilaku telah lebih banyak berkaitan dengan aspek sosial. Juga telah didorong dengan yang lebih kuat, namun lebih njlimet, Darwinisme yang dihubungkan dengan Wilson dan Richard Dawkins. Pengembangan terkait ekologi perilaku juga telah membantu mengubah etologi. Di saat yang sama persesuaian substansial dengan psikologi komparatif telah terjadi, maka studi ilmiah modern pada perilaku menawarkan spektrum pendekatan tanpa kelim secara kurang lebih, dari kesadaran hewan, psikologi komparatif yang lebih tradisional, etologi, sosiobiologi dan ekologi perilaku. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar