A. Sejarah Hereditas.
Tokoh penemu hereditas adalah G. Mendel. Pewarisan sifat atau yang lebih dikenal dengan hereditas merupakan suatu pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat disebut dengan genetika. Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen. pewarisan sifat mendel. Sebelum maupun sesudah terbitnya buku Mendel (1866), banyak teori hukum pewarisan sifat yang dikemukaan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut :
Teori Darah; menyatakan bahwa pewarisan sifat dibawa oleh darah. Teori ini gugur setelah ditemukannya transfusi darah, sebab orang yang menerima tambahan darah ternyata sifatnya tidak berubah seperti sifat donornya. Teori preformasi; menyatakan adanya makhluk hidup kecil didalam gamet sebagai calon individu baru. Teori Epigenesis; (teori ini mengkritik teori preformasi); menyatakan bahwa sel telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa akan mengadakan pertumbuhan sedikit demi sedikit.
Teori Pangenesis; menyatakan bahwa setelah ovum dibuahi oleh spermatozoa maka dalam ovum terdapat tunas-tunas yang tumbuh menjadi makhluk hidup baru.
Teori Heckel; menyatakan bahwa yang bertanggung jawab atas pewarisan sifat adalah substansi inti dari spermatozoa. Namun dengan kemajuan teknologi terbukti bahwa pendapat Mendel adalah yang paling benar, yaitu sifat menurun dibawa oleh faktor penentu (yang sekarang disebut dengan istilah gen) dan ditentukan oleh separuh dari induk jantan (spermatozoa) dan separuh dari induk betina (ovum). Untuk membuktikan kebenaran teorinya, G. Mendel melakukan eksperimen dengan membastarkan tanaman-tanaman yang memiliki sifat beda. Tanaman yang dipilih adalah tanaman kacang ercis (Pisum sativum L) karena memiliki kelebihan-kelebihan berikut:
1. Mudah melakukan penyerbukan silang
2. Mudah di dapat
3. Mudah dipelihara
4. Cepat berbuah
5. Dapat terjadi penyerbukan sendiri
6. Banyak variasi
Pada salah satu percobaannya Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis yang tinggi dengan yang pendek. Tanaman yang dipilih adalah tanaman galur murni, yaitu tanaman yang kalau menyerbuk sendiri tidak akan menghasilkan tanaman yang berbeda dengannya. Dalam hal ini tanaman tinggi akan tetap menghasilkan tanaman tinggi. Begitu juga tanaman pendek akan selalu menghasilkan tanaman pendek.
Dengan menyilangkan galur murni tinggi dengan galur murni pendek, Mendel mendapatkan tanaman yang semuanya tinggi. Selanjutnya, tanaman tinggi hasil persilangan ini dibiarkan menyerbuk sendiri. Ternyata keturunannya memperlihatkan nisbah (perbandingan) tanaman tinggi terhadap tanaman pendek sebesar 3 : 1 atau 75% : 25%.
berikut beberapa istilah dalam ilmu genetika:
- Kromosom: Benang-benang halus di dalam inti sel sebagai pembawa sifat keturunan.
- Gen: Substansi hereditas yang menentukan sifat suatu individu.
- DNA (Deoxyribonucleid acid) : Senyawa kimia terpenting yang membawa keterangan genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Fenotipe : Sifat yang dapat teramati pada suatu individu yang ditentukan oleh genotipe.
- Genotipe : Sifat yang tidak teramati karena berada di dalam gen dan bersifat tetap.
- Dominan : Sifat yang muncul pada keturunan, bersifat menutupi sifat lain, dan dilambangkan dengan huruf besar.
- Resesif : Sifat yang tidak muncul pada keturunan karena sifatnya ditutupi sifat lain, dilambangkan dengan huruf kecil.
- Intermediet : Sifat suatu gen dimana sepasang gen tidak ada dominan dan tidak ada resesif. Jadi, sifat keturunannya merupakan sifat gabungan dari kedua induknya.
- Alela : Anggota dari pasangan gen yang mengatur bagian sifat yang sama.
- Homozigot : Sepasang alel yang terdiri atas dua gen yang sama.
- Heterozigot : Sepasang alel yang terdiri atas dua gen yang berbeda.
- Parental : Induk yang mengalami perssilangan.
- Hibrid : Perkawinan dua individu yang memiliki satu atau lebih sifat berbeda.
- Monohibrid : Perkawinan dua individu yang memiliki satu sifat berbeda.
- Dihibrid : Perkawinan dua individu yang memiliki dua sifat berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar